Rabu, 19 Agustus 2015

Hari Kelahiran Tia

18 Agustus 2015 (@ Damri)

T : Besok janjian yah di Salman jam 10, pake dresscode yuk.
R : Hayuu. Pake kerudung merah maroon aja yang samaan mau ga?
T : Ia boleh boleh. Bajunya warna apa ya?
R : Item aja, terus roknya yang item juga.
T : Sip

19 Agustus 2015

Pagi hari yang cerah, yap! Aku punya banyak plan hari ini sama Tia, tepatnya juga di hari kelahiran Tia. Rencananya hari ini kita mau ke Salman untuk bicarain dana sama LPJ acara kemarin plus nagih flashdisk ke Bagus. Habis dari Salman kita harus pergi ke Soekarno Hatta, berpetualang mencari perusahaan untuk ngasih proposal dari acara himpunannya Tia.

Rencana yang ada di otakku sudah tersusun sangat rapi, bahkan ketika menjelang tidur pun aku sudah membayangkan perjalanan untuk esok hari. Tetapi semuanya tak berjalan sesuai dengan ekspektasi. Pagi-pagi sekali ayahku sudah menyiapkan laptop di ruang tengah. Aku baru ingat kalau kemarin ayahku meminta tolong untuk dibuatkan SPH (Surat Penawaran Harga). Karena ayahku adalah tipe orang yang tak mau berurusan dengan komputer, jadi akulah yang menjadi sasaran sekretaris dadakan.

Akhirnya aku bilang ke Tia kalau aku ada urusan dulu ‘bentar’ dan paling ke Salman jam 11-an. Ternyata oh ternyata, SPH yang di buat bukan satu melainkan lima SPH :’). Akhirnya aku bilang lagi ke Tia kalau aku ke Salmannya habis dzuhur. Menangkap sinyal-sinyal Risa mau keluar rumah akhirnya ayah bilang, “Fa, ga usah keluar rumah ya sekarang, bilang ke temennya”. Saat itu ekspresiku hanya nyengir hue hue *apa ini?*, muka setengah pasrah setengah tegar, perasaan absurd ga jelas.

JLEB… haduhh aku ngerasa ga enak sama Tia, tapi aku lebih ngerasa ga enak sama ayah aku. Masalahnya hari ini udah janji untuk ketemuan, dan hari ini juga hari kelahiran Tia (hmm ada sesuatu yang ingin aku kasih ke dia).

Waktu berjalan terasa cepat. Ga kerasa udah jam setengah 1. Tapi SPH-nya belum di scan dan kirim email T-T. Tia bilang dia mau ke perusahaan Borma dulu, habis itu ga tau mau ke Soetta atau pulang. Haaa, aku jadi makin bingung. Akhirnya aku bilang deh ke Tia, estimasi jam 1 terus kalau dia pulang aku bakal ke rumahnya dan kalau dia ke Soetta aku bakal nyusul. #masihkeukeuhinginpergi

Melihat wajah kebingungan dari sang anak, akhirnya sifat malaikat ayahku muncul. “Mau pergi ya fa? Yaudah ini beresin aja dulu, habis kirim email nanti boleh pergi”. Ekspresi Risa --> :’))). Ayah selalu tau bagaimana membuat Risa terharu. Dengan semangat’45, Risa segera kirim email, mengambil HP, memencet tombol huruf dengan efek perjuangan *lebay* dan bilang ke Tia, “Udah beres, aku shalat dulu udah gitu pergi”. Yay! Kita pun janjian di Gramedia jam 1. (Karena ada kesalahan teknis, jadi Risa dateng hampir jam 2 ._.)

Sesampainya di Gramedia, hmm sengaja pura-pura lupa ngucapin selamat ulang tahun, biar keliatan keren.

R : Lama nunggu yah ya?
T : Ia cukup lama

Risa cuma bisa nyengir, Tia muka agak bosen. Kasian banget pokoknya liatnya. Di Gramedia kita liat-liat barang keren dulu bentar, bilang barangnya lucu tapi gak di beli, sama cerita-cerita seputar Salman dan hal lainnya. Rencana ke Soetta di batalin karna udah terlalu sore, jadi kita niatnya mau pergi berpetualang aja ke tempat keren.

T : Ris ke tempat yang waktu itu kamu bilang yu, yang aku belum pernah kesana.
R : Hah? Kemana?
T : Itu yang di deket Cicaheum
R : (mikir) Oh yang toko beling itu?
T : Toko beling?
R : Iya kan disana dijual barang-barang dari kaca gitu ._.

Toko beling! Yap, akhirnya kita caw kesana. Habis turun dari angkot, kita nyebrang pake jembatan penyebrangan (ceritanya ingin jadi anak baik). Terus kita nyanyi lagu favorit kita waktu SMA selama kita nyebrang.

Sesampainya di toko, ternyata tidak sesuai harapan. Perkiraannya sih jual-jual souvenir dari bahan kaca, tapi yang dijual malah gelas, piring, kompor, rice cooker, dan barang-barang dapur lainnya :’). Kesimpulan : Salah Tempat. Tidak sampai 5 menit disana kita pun pergi lagi.

Jam perut keroncongan berbunyi, akhirnya Tia bilang mau nraktir Risa di WS (Waroeng Steak). Risa gembira, sebenernya cukup tau sih kalo nraktir tradisi orang yang ultah, tapi Risa masih pura-pura gatau apa-apa. Pas di angkot, Tia cerita tentang sahabat SMP-nya, Muthi, yang nge-post di FB tentang dia dan ucapan selamat ulang tahun. Di bacain dah tuh postingannya, termasuk kata-kata yang menjurus selamat ulang tahun. Risa masih kura-kura dalam perahu pura-pura tidak tahu, dan ngalihin topik pembicaraan #plaakk. Hmm susah juga ya pura-pura itu.

Sampe di WS (yeay) akhirnya nyari tempat duduk, dan kebetulan nomor mejanya 19. Pas banget 19 Agustus dan ulang tahun ke-19 (ada apa dengan 19?). Terus pesen makanan deh (nyari yang murah #taudiri). Habis itu Tia pergi dulu bentar ngasihin pesanannya ke mas-mas WS. Risa bergegas ngeluarin kado dari tas dan taro di kolong meja.

R : Ti, main yuk (sambil nyodorin dua jempol di atas meja)
Cat. = Risa menyebut permainan ini Angkat Jempol. Pemain harus menyebutkan angka 0-4 (batas angka tergantung dari jumlah pemain). Jika pemain menyebut angka yang sama dengan jumlah diangkatnya jempol maka pemain akan menurunkan tangannya. Sehingga yang menang adalah pemain yang lebih cepat menurunkan kedua tangannya. Ga ngerti? Cari aja di Google tutotialnnya (itu pun kalau ada).

Akhirnya kita main angkat jempol dan Risa menang (always). Setelah kedua tangan Risa diturunin ke bawah, segera Risa ambil kado di kolong dan disodorkan tiba-tiba pada Tia sambil mengucapkan “Selamat Ulang Tahun Tia”. Di situ Tia merasa kaget.

Ekspresi Tia pertama --> :O
Ekspresi Tia kedua --> :)
Ekspresi Tia ketiga --> :’)
Ekspresi Risa --> :D

Tia bilang makasih. Risa ketawa aja. Tia bilang mau buka kadonya. Risa bilang sok aja. Tia bilang makasih lagi. Risa ketawa lagi. Terus iklan deh, makanannya udah dateng. Mas-masnya menyaksikan pembukaan kado.


Ekspresi Tia buka kado --> :’)
Ekspresi Risa --> :D



Tia bilang makasih banyak. Risa bilang haha. Setelah sesi itu berakhir kita makan deh dan cerita-cerita ga jelas sampai makanan dan minumannya habis.


Dengan perasaan bahagia, sore yang penuh jingga, kita pun pulang. Hmm… walau ga sesuai dengan rencana hari ini, tapi sesuatu yang dadakan pun bisa terasa menyenangkan :D.

Untuk Tia, sekali lagi Barakallah Fii Umrik yah… Tetep semangat untuk kedepannya, jadikan 19-mu bermakna. Doaku untukmu ga cuman di hari ini aja ko :). Tetap istiqmah dalam kebaikkan dan semakin inget Allah dalam suka dan duka yah!

Sekian cerita Risa hari ini, maaf kalau ada salah kata dan ga jelas ceritanya hehe…

-SAMMA-